OLEH
USTAZ SAHFARI HASYIM
DUSUN ESOT DESA LABUHAN HAJI KEC.
LABUHAN HAJI
KABUPATEN
LOMBOK TIMUR NTB
HARI RABU, 2 FEBRUARI 2011
KATA PENGANTAR
بسم الله
الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين و الصلاة و السلام على سيدنا محمد
وعلى اله و صحبه وسلم . اما بعد
Segala puji bagi Allah
swt, Zat yang Maha Suci yang menciptakan alam jagat raya beserta segala isinya
dan Dialah Zat yang menyatu pada diri makhluk-Nya, Dia yang menjadi penyelamat
di dunia dan akhirat.
Sholawat dan salam tercurah kepada manusia
yang paling mulia di alam jagat raya ini yaitu Nabi kita Muhammad saw, yang
menjadi titik ukuran bagi hamba Allah swt, yang ingin mendekat kepada-Nya.
Buku kecil ini dapat saya selesaikan
penulisannya untuk menjadi panduan bagi para jama’ah yang sudah menerima
thariqat anfasiyah. Untuk itu saya berharap kepada jama’ah semoga buku ini
dapat menjadi renungan kita dalam mencari haqiqat diri kita yang sebenarnya.
Akhirnya hanya kepada Allah swt, jua
tempat kita berserah diri dan menggantungkan segala harapan. Demikian wassalam.
FASAL I
THARIQAT ANFASIYAH
1.
Pengertian Thariqat Anfasiyah
Thariqat anfasiah ialah thariqat yang
mengajarkan zikir melalui jalan nafas, mula-mula thariqat ini di sebarkan oleh
salah satu wali yang ada dipulau jawa yang dikenal dengan nama wali songo,
diantara wali yang menyebarkan thariqat ini ialah Sunan Kali Jaga atau Raden
Said.
Zikir nafas merupakan zikir tingkat
tinggi dimana para penerima zikir ini akan dibawa kepada pengenalan “diri yang
sejati” sehingga ia lebih dekat dengan dirinya yang haq. Disamping itu zikir
napas ini akan membawa seseorang kepada maqam keabadian dalam berzikir, karena
selama napas itu masih dikandung badan selama itu pula nafas ini tidak akan
berhenti menyebut Allah swt. Nafas tidak mengenal cela, salah, tidak di
gunjing, di fitnah, bahkan tidak pernah mencuri, merampok, membunuh dan
lain-lain dari pada sifat-sifat yang mazmumah. Oleh karena itu nafas dapat dikatakan makhluk yang
kudus (suci).
Zikir pada
thariqat anfasiyah tidak di amalkan seperti kita mengamalkan zikir pada
thariqat qadiriyah dan naqsyabandiyah. Zikir ini cukup di gerakkan atau di
fungsikan melalui jalan bai’at kepada guru yang memiliki ijazah dari seorang
mursyid yang sudah di akui kebenarannya. Apabila nafas sudah berfungsi maka ia
tidak akan berhenti menyebut Allah swt, dalam dirinya sendiri, mengingat Allah
swt, dalam dirinya sendiri dan nafas ini tidak mengenal lupa sekalipun
seseorang itu dalam keadaan tidur bahkan dalam keadaan sakratul maut nafas itu
tidak pernah lengah dalam mengingat Allah swt.
2.
Syarat Mengambil Bai’at Thariqat Anfasiyah
1.
Puasa sunat satu hari
Sebelum seseorang
melakukan bai’at terlebih dahulu ia melakukan puasa satu hari sebagai penyuci
hati yang masih gersang dalam menerima Nur keagungan dan Nur kebenaran Allah
swt. Hati merupakan ka’bah yang batin pada diri manusia, dimana hanya hati ini
yang dapat mengenal kebesaran dan keagungan Allah swt.
Sabda Nabi saw
قلب المؤمن بيت الله
Artinya :
Hati orang mukmin itu adalah baitullah
(rumhnya Allah swt).
Adapun lafaz niat nya dalam berpuasa ialah
sebagai berikut :
بسم
الله الرحمن الرحيم
نويت صوم غد لطهور
الكعبة الباطن فى نفسي اداء لله تعالى .
Artinya :
Aku berniat berpuasa untuk menyucikan
ka’bah yang batin di dalam diriku, karena Allahuta’ala.
2.
Mengumpulkan Para Jama’ah untuk berdo’a
Dan syarat yang lain adalah mengumpulkan
para jama’ah yang sudah menerima bai’at untuk mendo’akannya semoga apa yang di
hajatkannya secepatnya di terima oleh Allah swt, dalam hal ini hanya wewenang
guru yang mengaturnya.
FASAL II
CARA MELAKUKAN ZIKIR NAFAS
1.
Sebelum membaca istigfar terlebih dahulu membaca di
bawah ini 3 kali.
بسم الله الرحمن
الرحيم
الله
المعين – الله ناظري – الله شاهدي
Artinya :
Allah penolongku – Allah penglihatanku –
Allah penyaksiku.
2.
Lalu
membaca istigfar thariqat anfasiyah 3 kali
بسم
الله الرحمن الرحيم
ﺃستغفر
الله من تقصير فى
عبادة عدد ﺃنفاس
لا معبود بحق الا الله
3.
Selanjutnya
membacakan lafaz zikir nafas 3 kali dan merenungkan maknanya. Lafaznya adalah
sebagai berikut :
هو الله – هو
الله –
هو الله
· Kalimat” هو “
yang masuk pada ketika menarik nafas kedalam rongga mulut dan kalimat ini akan
menyebar keseluruh tubuh melalui kehalusan serta kelembutan nafas yang menjadi
tanda kehidupan bagi diri zat kita yang abadi.
· Kalimat” الله “ yang keluar pada ketika menghembuskan nafas
dari rongga tubuh, ini sebagai tanda pengakuan diri zat kita yang abadi.
Penjelasan Makna Zikir Diatas
هو artinya Aku : jadi setiap nafas
yang masuk dia akan berzikir menyebut dirinya هو (Aku),
apa kita dalam keadaan jaga, lupa, atau tidur, selama nafas itu masuk kedalam
rongga selama itu pula ia menyebut dirinya هو (Aku).
الله artinya : diri Dzat Tuhan yang
bersifat dengan sifat Kesempurnaan. Jadi setiap nafas yang keluar dari
mulut maupun hidung akan menyebut dirinya Allah.
Jika di terjemahkan lafaz هو الله ini akan bermakna Aku Allah. Kalimat ini tidak di sebut,
selama nafas keluar masuk selama itu pula ia berzikir dengan sendirinya. Zikir
ini yang menjadi hakikat diri kita yang sebenarnya. Kita ini adalah Allah,
karena hanya Dia yang ada, semua yang kita sebut makhluk hanyalah bayangan
belaka, bukan pada yang sebenarnya. Setiap bayangan akan kembali kepada wujud
aslinya. Wujud asli kita adalah Allah, semua yang ada di alam jagad raya ini
akan hancur, yang tinggal hanya wujud Allah saja. Ia berfirman di dalam
Qur’an-Nya :
Artinya :
26.
Semua yang ada di bumi itu akan binasa.
27. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang
mempunyai kebesaran dan kemuliaan.
هو
الله atau Aku Allah ini bukan hanya
pengakuan diri makhluk, namun pengakuan yang timbul dari Diri Dzat-Nya sendiri,
selama ada pengakuan makhluk, itu bukan Dia.
1. Lalu menghayati bagian nafas
Bermula
bagian nafas itu ada empat yaitu :
1. نفس (nafas)
Letaknya
di mulut, ia sebagai keadaan keluar masuk pada tubuh manusia, dan nafas ini
yang menjadi tanda kehidupan manusia, apabial nafas ini terputus, maka
terputuslah air kehidupannya. Nafas ini akan selalu berzikir siang dan malam
dengan menyebut هو الله (Aku Allah).
2. ﺃنفس (anfas)
Letaknya di hidung, ia keluar masuk melalui jalan
hidung. Anfas ini akan selalu berzikir siang dan malam dengan menyebut هو
الله (Aku Allah). Jadi hidung kita tidak pernah putus
berzikir menyebut diri Dzatnya sendiri.
3. تنفس (tanaffas)
Letaknya di tengah-tengah antara telinga kanan dan
kiri. Tanaffas ini tidak keluar dari tempatnya, ia selalu berzikir siang dan
malam dengan menyebut هو الله (Aku Allah). Tanaffas ini
yang selalu menjaga fikiran dari kelalaian, sehingga kita terhindar dari penyakit
lupa (orang sasak menyebutnya penyakit opa).
4. نفوس (nufus)
Letaknya
di jantung. Nufus ini selalu di dalam tidak keluar, tidak kekanan tidak kekiri,
tidak keatas dan tidak kebawah, ia selalu
berzikir siang dan malam dengan menyebut هو الله (Aku
Allah). Tanaffas ini membuat sekujur tubuh menyebut diri Dzatnya sendiri.
Peganglah dan hayatilah semua isi yang terkandung dalam buku kecil ini,
agar mendapatkan mutiara kehidupan, yaitu ilmu ma’rifat.
Orang yang sudah mengetahui
ilmu nafas akan memiliki beberapa kelebihan selama ia hidup di dunia,
diantaranya ialah :
- Tidak akan pernah lalai ruh dan sirnya dalam berzikir kepada Allah swt.
- Tidak terkena oleh penyakit lupa (opa) dimasa tuanya.
- Dihindari dari sakratul maut di akhir hidupnya.
- Mengetahui hari, tanggal dan jam kematiannya.
- Jasadnya tidak akan di makan oleh tanah.
bisa jarak jauh ngambil baitnya.kalau bisa sy mau sekali
BalasHapusAlhamdulillaabhi Robbil 'aa lamiin Pak Ustadz.Penjelasannya gamblang/ jelas sekali. Semoga bermanfaat bagi saya fid dun yaa wal aa khirog....
BalasHapusAssalamualaiku..semga bermafaat..dan monyang sy beliau mengamalkan tarekat ini..beliau juga di karunia allah karamah...bleh minta salsilah tarekat ini..
BalasHapusSaya ingin berbaiat.Qabiltu, Ustadz..🙏🙏🤲🤲
BalasHapusApakah di pulau jawa ada pondok thoriqoh Anfasiyah?
BalasHapusPoskan sapujagat
BalasHapusPOSKAB sapujagat
BalasHapusSalam dari Poskab Sapujagat Al Ikhlas Cabang Cikarang 🙏🏻
HapusAtas Berkat Rahmat Alloh Yang Maha Kuasa
BalasHapusAssalamualaikum Wr Wb
ZIARAH MAKAM LELUHUR SANG GURU
Rutinitas di penghujung bulan Sya’ban, Almukarrom Kyai Moch. Muchtar Mu’thi bersama keluarga kembali melaksanakan ziarah makam para leluhur beliau, tepatnya Selasa 27 Sya’ban 1433H (17/07/12) lalu. Dimulai dari makam Kyai Ach. Syuhada’ di Losari, Ploso, Jombang, dilanjutkan ke makam Kyai Ach. Sanusi di Sekaru, Kauman, Kabuh, kemudian makam Kyai Ach. Zamrozi Jatirowo, Ploso dan terakhir makam Kyai Ach. Fallal di Jatigedong, Megaluh.
Aktifitas ritual ini tampak begitu besar, meski sekilas pandang merupakan hajat khusus keluarga. Ratusan warga Shiddiqiyyah berbondong-bondong mengikutinya. Tak hanya itu, beberapa wartawan media elektronik maupun cetak juga tampak hadir meliput. Antara lain dari Metro Tv, Tv one, TVRI, RCTI Indosiar, Beritajatim, SCTV dan Trans 7. “Beberpa berita sudah tayang di televisi kemarin pagi,” kata Kushartono Pimred majalah Al Kautsar.
Pantas saja demikian ramai ziarah makam tersebut, mengingat leluhur Almukarrom Kyai Moch.Muchtar ini juga merupakan tokoh Ulama’ besar di masa hidupnya.
Dari keterangan Almukarrom di kesempatan lain, dikisahkan, Kyai Achmad Syuhada’ merupakan salah seorang prajurit Diponegoro dari Pati, Jawa Tengah yang berjuang melawan serangan penjajah Belanda. Beliau kemudian mengambil strategi perlawanan diantaranya dengan mendirikan Pesantren Kedung Turi di Losari, Ploso, Jombang untuk mengajarkan ilmu keagamaan pada masyarakat di sekitarnya. Secara nasab, beliau adalah buyut dari Kyai Moch. Muchtar Mu’thi.
Sedangkan Kyai Achmad Sanusi Abdul Ghoffar jugalah seorang ulama’ dari Kabupaten Pati, Jawa Tengah, saudara misan dengan Kyai Ach. Falal. Lolos dari kejaran Belanda, beliau sampai di sebuah daerah yaitu Kabuh. Di daerah yg dikenal banyak kejahatan merajarela itu, Kyai Ach.Sanusi berhasil meredakannya dengan ilmu sirep dan ngrucut. Justru, kemudian mendidik para pelaku kejahatan menjadi isyaf.
Kyai Ach. Zamrozi, adalah mursyid Thoriqoh Anfasiyyah dan pendiri pesantren besar di Jatirowo pada masa itu. Beliau adalah ayah dari Kyai Ach. Falal, dan Kyai Achmad Fallal adalah kakek Almukarrom Kyai Moch. Muchtar Mu’thi.===>>>http://alkautsar.co/?p=1738
Maff sebelumnya🙏🙏🙏 mungkin ini membantu
BalasHapusSepemahaman saya, Hu Wa Allah artinya Dia Allah / Dialah Allah.. Bukan Aku Allah, terdapat Surat Al Ikhlas Ayat 1...
BalasHapus